Selasa, 05 April 2011

Satu Tersangka DB Meninggal, Dinkes Lakukan Fogging

Jombang, Bhirawa
Demam Berdarah nampaknya masih menjadi ancaman yang menakutkan bagi masyarakat. Dinas Kesehatan Jombang melakukan upaya pencegahan dengan penyemprotan, fogging setelah satu korban diduga tersangka DB meninggal dunia



Kepala Dinas Kesehatan melalui Kepala Bidang Pencegahan Penyakit (P2), Haryo Purwono mengatakan kasus meninggalnya satu orang yang sempat dirawat di Puskesmas Tembelang masih berstatus tersangka, belum positif DB.” Belum positif DB, mungkin karena ada penyakit lain yang menyertai juga,”tandasnya, Selasa (5/4).
Meski belum postif DB, namun pihaknya membenarkan melakukan fogging di Desa Tembelang yang merupakan daerah meninggalnya tersangka. ” Karena setelah dilakukan pengecekan ke sekitar rumah tersangka tersebut diketahui memang ada tiga lagi yang mengalami gejala. Atau bisa disebut virus DB telah menyebar, sehingga harus disemprot,”imbuhnya seraya mengatakan penyemprotan atau biasa disebut fogging dilakukan juga agar masyarakatnya tidak resah.
Mantan Kepala puskesmas Megaluh ini menambahkan, kasus DB di kabupaten Jombang menunjukkan angka penurunan. Hingga maret 2011, jumlah DB sebanyak 85 kasus, dengan rincian Januari 42 kasus, Februari 36 kasus dan Maret 7 kasus.” Ini jauh dibanding tahun 2010 yakni 201 kasus DB, pada bulan yang sama, dan tahun ini juga tidak ada yang meninggal akibat DB,”bebernya, Selasa (5/4).
Data di Dinkes menyebutkan, Jumlah kasus DB di Jombang terus mengalami penurunan, jika pada 2009 dikethui sebanyak 466 kasus dan pada tahun 2010 sebanyak 433 kasus sedangkan pada 2011 ini yang masuk Dinkes sebanyak 85 kasus. ”Dengan wilayah penyebaran yang hampir merta.” Tertinggi adalah kecamatan diwek dengan jumlah 19 kasus, Bareng dan Ngoro 10 kasus, Perak dan Mojoagung 8 kasus dan Jombang kota 7 kasus,”ungkapnya.
Meski demikian sebagai upaya pencegahan penyebaran virus DB ini, Dinkes akan melakukan penyemprotan hingga 130 kali pada tahun ini. Termasuk untuk pendetiksi dini, kita akan melakukan tes darah dengan Rapid Diagnosa Test (RDT). ” Kita dapat bantuan dari Pemprov alat RDT sebanyak 250 buah yang akan kita bagi ke puskesmas-puskesmas, dengan alat ini bisa dikethaui apakah korban positif DB atau tidak dalam waktu 15 menit,” imbuh Haryo menambahkan.
Disamping itu, dalam upaya penanganan DB ini pihaknya juga meminta puskesmas untuk segera merujuk pasien yang terindikasi terserang virus DB akan penangananngan tidak terlambat.” Biasanya masyarakat lengah, setelah panas turun sudah tidak lagi memeriksakan ke dokter, padahal seperti diketahui, DB itu modelnya seperti pelana kuda, Panas Dingin dan panas lagi,’imbuhnya.

Tidak ada komentar: