Selasa, 03 Juni 2008

Meliput HIV/AIDS, Wartawan Bisa Jadi konselor



Jombang, Bhirawa

Beban spikologis yang diakibatkan pemberitaan media terhadap para penderita HIV/ AIDS atau yang biasa disebut Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) serta keluarga membutuhkan empati para jurnalisme saat melakukan peliputan.

Demikian yang diungkapkan, Slamet Riady dari LP3Y Jogja saat dialog dan liputan HIV/AIDS yang diselenggarakan Komisi Penanggulan Aids (KPA) Jombang bersama Jombang Care Centre (JCC) yang diikuti sekitar 20 wartawan baik dari media cetak, elektronik di Jombang." Karena akibat pemberitaan media sering kali memojokkan para penderita, "tuturnya seraa menceritakan salah satu penderita HIV AIDS positif yang dikucilkan masyarakat akibat pemberitaan media.

Yang perlu dilakukan sekarang lanjut Slamet, adalah bagaimana merubah stigma dimasyarakat terhadap orang yang hidup dengan AIDS (ODHA), dan menjaga rahasia penderita karena dampaknya cukup besar terhadap kehidupan pribadi dan keluarganya,"Tidak selamanya orang yang terserang virus HIV itu adalah nakal. Karena bisa saja, yang membawa virus kedalam rumah adalah suami,"imbuhnya.

Hal yang sama juga dikatakan dr Hardini dari RSD Jombang, yang menyatakan bahwa penularan HIV/ AIDS tidak hanya pada orang yang berganti-ganti pasangan, akan tetapi juga bisa satu pasangan tertular jika terjadi berhubungan dengan penderita HIV positif. " Salah satunya penyebabnya memang karena sering terjadi Sexual dengan berganti-ganti pasangan, transvusi darah, atau bisa karena narkoba suntik dan juga karena tertular dari ibu ke anak," jelasnya.

Data pengidap HIV/ AIDS setiap tahun mengalami peningkatan yang cukup tajam, tahun 2006 sebanyak 19 pengidap dengan korban meninggal sebanyak 5 orang, 2007 sebanyak 20 pendegidap dengan korban meninggal 4 dan hingga Mei 2008 pengidap sebanyak 16 orang meninggal 4 orang. " Jika pada 2007 seiap bulan 2 orang, pada tahun 2008 setiap bulan meningkat menjadi 3 orang dan Rata-rata usia 27 hingga 35 tahun,"ujarnya menambahkan.

Namun, Conselor VCT RSD Jombang menuturkan., diketahuinya para penderita HIV/ AID yang meninggal dunia selama ini karena infeksi opoetubis yakni penyakit TBC, penemuni saluran pernafasan.

Sementara itu, Ketua KPA Drs Ali Fikri yang juga Plt Bupati Jombang dalam kesempatan itu meminta media juga saling menjaga identitas penderita HIV/AIDS. Hal ini untuk menjaga psikologi para penderita dan keluarga. "Meskipun akhirnya juga diketahui saat penderita meningal dunia. Dan memang kita mengalami kesulitan untuk menjelaskan pada masyarakat apalagi ketika meninggal dunia,"jelasnya menuturkan.ramadlan

Tidak ada komentar: