Sabtu, 26 Juli 2008

Ferry Mengaku Model dan Instruktur Senam


Tidak ada yang menyangka, ferry yang kini ditetapkan sebagi tersangka pembunuhan berantai ini adalah pembunuh beradarah dingin. Pribadi pendiam dan sopan yang selama ini ditunjukkan ternyata menyimpan mesteri bagi teman, tetangga serta guru-gurunya.
Menurut sejumlah rekan sekolah dan mantan gurunya, Ryan yang dulu dikenal dengan panggilan Fery itu, sikapnya bertolak belakang dengan semasa masih di sekolah. Dulu dia dikenal sebagai sosok yang periang, mudah bergaul dengan teman dan aktif dalam berbagai kegiatan ektra kurikuler di sekolahnya, terutama tari.
Karena itu, mereka menyatakan tak percaya dengan perjalanan hidup Ryan yang begitu kelam dan berdarah-darah, apalagi sampai berbuat sekejam itu. Membunuh, mencincang dan kemudian mengubur orang-orang yang pernah dikenalnya, di halaman belakang rumahnya.
"Dia itu anaknya periang, suka guyon dan kalau ngobrol gayeng sekali dengan teman-teman. Apalagi dengan teman-teman wanita, kalau ngobrol asyik sekali. Maklum, dia memang waktu di sekolah banyak kumpul dengan teman cewek dari pada cowok," kenang Yeti, salah satu teman Ryan alias Feri di SMP Negeri 1 Tembelang, ketika ditemui di rumahnya, Jumat (25/7) malam.
Ryan, kata Yeti lagi, memang agak feminim meski wajahnya tampan dan maco. Makanya, kegiatan ekskul (ektra kurikuler) yang diikutinya pun cenderung berbau-bau kegiatan kaum hawa, seperti tari dan fashion. "Kalau soal menari, kita yang cewek ini kalah banget. Dia itu lemah gemulai dan halus sekali gerakannya," kata Yeti yang pernah aktif menari komtemporer bersama Ryan.
Berbeda dengan Yeti, Yuli yang pernah sebangku di sekolah dengan Ryan menuturkan, pemuda warga Dusun Maejo, Desa Jatiwates, Kec. Tembelang itu dikenal periang dan suka guyon. Hanya saja sejak dulu, dia memang banyak berkumpul dengan teman wanita dari pada cowok, meski penampilan dan suaranya layaknya kaum pria.
"Karena sukanya kumpul dengan cewek, teman-teman kelas kalau memanggil dia, Fery bencong. Tapi dia sama sekali tidak marah meski dipanggil demikan. Malah sama teman-teman dia tergolong royal dan sering ngebosi jajan di kantin," kata Yuli yang mengaku bersahabat selama dua tahun dengan Fery.
Hal senada juga disampaikan Endang Farichah (46) guru Bahasa Indonesia SMP Negeri 1 Tembelang yang juga tetangga desa Ryan alias Fery. Menurutnya, mantan siswanya itu tak suka neka-neka dan tergolong siswa penurut di sekolah. Malah dia itu terbilang aktif jika ada kegiatan di sekolah. Sedangkan prestasi di kelas, dia termasuk rata-rata.
"Ryan itu selalu tampil kalau ada kegiatan di sekolah, baik itu tari atau fashion sekadar untuk pengisi acara selingan. Dia sejak dulu memang sukanya yang berbau-bau mode. Makanya, ketika saya bertemu dengan dia sekitar tahun 2000-an, saya nggak kaget kalau dia bilang ikut mode di Jakarta," tutur Bu Endang, panggilan Endang Farichah.
Namun belakangan ia baru mengetahui jika dibalik cerita sukses yang dituturkan bekas anak didiknya itu, menyimpan banyak misteri. "Saya baru tahu dari media massa kalau ternyata Ryan itu prilakunya nyeleneh dan perjalanan hidupnya kelam," kata guru Bahasa Indonesia yang berpenampilan kalem ini.
Nada menyesal juga disampaikan kedua rekannya semasa di SMP. "Kasihan Fery (maksudnya Ryan). Saya nggak menyangka dia berbuat senekad dan sekejam itu. Saya yakin pasti ada sesuatu yang salah dalam pergaulan hidupnya," kata Yuli dan Yeti yang mengaku berpisah dengan Ryan, sahabatnya itu setelah lulus SMP tahun 1993.
"Tapi saya juga bersyukur, tidak sampai terjerat dengan ajakan Ryan. Kalau saja saya mau diajak fitnes Ryan saat dia bertandang ke rumah saya akhir 2007 lalu, bukan tidak mungkin saya juga sudah menjadi kerangka sekarang," kenang Yuli yang mengaku tidak bisa tidur setelah kasus pembunuhan berantai itu dilakukan teman sebangkunya di SMP, Ryan.
Terlepas dari kesaksian positif para sahabat dan gurunya itu, Ryan memang tergolong punyai bibit pemberani dan lihai berkelit. Setidaknya itu diketahui dari pengakuan pemilik sanggar kebugaran Marcella Gymnastic, Ida Rosita (46), tempat Ryan pernah menjadi members.
Menurut Ida, pria yang punya kelainan seks ini sering bikin ulah sejak ia menjadi anggota sanggar sekitar tahun 2007. Mulai dari mencuri uang hingga ngembat hand phone anggota sanggar senam. Kelakuan usil itu membuat pihak pengelola jengkel dan akhirnya mengeluarkan Ryan dari keanggotaan sanggar senam yang terletak di Jl Gatot Subroto itu.
Bukan hanya itu, pria berkulit putih ini juga sering mengaku sebagai anak kiyai dari Pondok Pesantren Tambak Beras Jombang. Sehingga, teman-teman anggota sanggar sering memanggilnya dengan sebutan Gus. Belakangan baru diketahui jika Ryan hanya sahabat dan teman sekolah salah seorang pengasuh di Ponpes Tambak Beras, Gus Wafi.
"Beberapa anggota sanggar merasa jengkel dengan ulah Ryan. Tak hanya handphone yang dicuri, tapi juga uang anggota komunitas fitnes. Tapi liciknya, ketika ditanyakan dia selalu mengelak. Sampai akhirnya security memergoki sendiri saat dia ngembat handphone temannya yang ditaruh di locker nomer 15," katanya.
Kini, sedikit demi sedikit kedok Ryan, yang dikenal kalem namun berprilaku sadis itu mulai terungkap. Dan, misteri Ryan si jagal dari Jatiwates, Kec. Tembelang itu mulai terkuak.

Tidak ada komentar: